Duh, 90 Persen Air di Jalur Gaza Tercemar Parah

Posted by chemistlink

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA,--Otoritas pengontrol kualitas air di Jalur Gaza mengatakan lebih dari 90 persen air minum di kawasan itu terkontaminasi. Pencemaran itu bahkan sudah mencapai kadar yang mengancam hidup penduduknya.

Laporan yang diterbitkan Senin (3/1) lalu mengatakan warga Palestina kini mulai meningkatkan penggunaan sistem pemurnian dan desalinasi setiap saat hendak mengonsumi air, terutama terhadap air yang diperoleh dari sumur-sumur dengan konsentrasi klorin tinggi.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa air limbah, bahan kimia pertanian dan "limbah berbahaya" yang dibuang oleh bekas penghuni permukiman Israel di Jalur Gaza, mengontaminasi cadangan air bawah tanah.

Laporan juga mengatakan orang-orang di Gaza rata-rata mengonsumsi 170 juta meter kubik air bawah tanah pertahunnya, tanpa ada pasokan seimbang dari alam karena kelangkaan hujan.


Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

(http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/01/04/156362-duh-90-persen-air-di-jalur-gaza-tercemar-parah)

Kembalikan Sungai Sebagai Penyangga Sumber Air Minum

Posted by chemistlink


Sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan, setiap makhluk hidup memerlukan air. Ditinjau dari segi hidrologi sungai mempunyai fungsi utama menampung curah hujan setelah menjadi aliran permukaan (surface runoff) dan mengalirkan aliran air sampai ke laut.

Sepanjang perjalanan aliran sungai berbaur dengan berbagai limbah dari rumah-rumah penduduk atau industri yang menempati bantaran sungai. Kondisi ini semakin memperburuk kwalitas air sungai. Pemukiman penduduk membelakangi daerah aliran sungai (DAS), jadilah sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah.

Diperkirakan, 60 persen sungai di Indonesia terutama di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, tercemar berbagai limbah, mulai dari bahan organik hingga bakteri coliform dan fecal coli penyebab diare. Menurut data Departemen Kesehatan tahun 2002 terjadi 5.789 kasus diare yang menyebabkan 94 orang meninggal. Pembabatan hutan dan penebangan pohon telah mengurangi daya resap tanah terhadap air. Hal ini turut serta dalam menambah berkurangnya asupan air bersih. Selain itu pendistribusian air yang tidak merata juga ikut andil dalam permasalahan ini.

Dari data Walhi (8/5/09) Terdapat 64 dari total 470 DAS yang ada di Indonesia saat ini dalam kondisi kritis. Dari 64 DAS kritis tersebut, berada di Sumatera 12 DAS, Jawa 26 DAS, Kalimantan 10 DAS, Sulawesi 10 DAS, Bali, NTB dan NTT 4 DAS, Maluku serta Papua 2 DAS. Pemantauan kualitas air sungai dilakukan di 30 propinsi Indonesia tahun 2004 dengan frekwensi pengambilan sampel sebanyak dua kali dalam setahun. Hasil pemantauan menunjukkan parameter DO, BOD, COD, fecal coli dan total coliform mayoritas sudah tidak memenuhi kriteria mutu air kelas I menurut PP 82 Tahun 2001.

Sanitasi Buruk

Spesialis Komunikasi Program Air Bersih dan Sanitasi Bank Dunia, Yosa Uliarsa, mengatakan bahwa 50.000 anak-anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia setiap tahun meninggal karena penyakit seperti diare yang disebabkan air dan sanitasi buruk. "Jumlah ini terbilang besar", katanya dalam lokakarya tentang air dan sanitasi yang diadakan Bank Dunia dan diikuti Instansi Pemerintah dan pers dari Indonesia, Filipina, dan Laos di Surabaya, Jawa Timur.

Bahkan, katanya, dari sisi ekonomi, Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp 58 triliun per tahun karena kondisi sanitasi yang buruk tersebut. Untuk itu, pihaknya mengajak media massa di dalam negeri turut aktif dalam menyebarluaskan informasi terkait dengan perbaikan mutu air dan sanitasi. (Republika (27 /4/10)

Adapun bagi masyarakat yang bermukim di pinggiran kali, sehari-hari mereka bergantung pada air kali yang tarcemar. Sebagian warga terpaksa membeli air bersih sementara air tanah atau air sungai menjadi pilihan yang sulit dielakan. Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar karena penggunaanya yang melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui.

Di Medan, beberapa sungai teridentifikasi tercemar limbah. Indikasi ini dapat dilihat dari tiga sungai besar yang membelah kota Medan. Kondisi tiga sungai ini semakin berat menanggung beban lingkungan. Persoalan ini semakin memburuk atas kontribusi sejumlah perusahaan membuang limbahnya di sungai tanpa ada instalasi pengolahan limbah. Tiga sungai tersebut adalah Sungai Deli, Belawan, dan Babura. Sungai Babura selanjutnya bersatu dengan Sungai Deli bermuara di utara kota Medan.

Berdasarkan data Bapedalda Sumut, di sepanjang DAS sungai Deli terdapat 89 saluran pembuangan limbah domestik ke sungai. Di sepanjang sungai 71 kilometer (km) ini terdapat 48 lokasi pembuangan sampah pada bantaran sungai. Sungai Deli mempunyai anak sungai antara lain Sungai Sikambing, Sungai Babura, Sungai Petani, dan Sungai Simaimai.(Kompas 28/10/08)

Hasil penelitian Bapedalda Sumut pada tahun 2003 pada 10 titik yang tersebar di sepanjang sungai Belawan menemukan ada empat lokasi yang memiliki kandungan logam berat. Kontribusi dari limbah Industri yang berada di sepanjang DAS yakni berada di hilir sungai, yaitu Sei Krio, Kampung Lalang, Kelambir Lima, dan Hamparan Perak.

Dari penelitian tersebut tingkat pencemaran yang lebih tinggi terjadi di bagian hilir sungai, yaitu Hamparan Perak, dengan kandungan Hg mencapai 0, 7012 mg/l. Menurut standar baku mutu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, kandungan Hg yang aman adalah 0,002 mg/l. Kandungan Zn mencapai 0, 1882 mg/l, padahal standar baku mutu hanya 0,05 mg/l, dan kandungan Pb mencapai 0,2884 mg/l, melebihi standar baku mutu sebesar 0,03 mg/l. (Kompas (25/9/05)

Pencemaran Limbah

Air limbah memberikan efek dan gangguan buruk terhadap manusia maupun lingkungan. Limbah cair secara visual berwarna hitam kecoklatan dan berbau. Efek buruk dan gangguan kesehatan, air limbah meninggalkan ampas dan bau yang khas menyengat. Terhadap benda metal air limbah menimbulkan korosif.

Pembuangan air limbah ke badan air dengan kandungan beban COD dan BOD diatas 200 mg/liter akan menyebabkan turunnya jumlah oksigen dalam air. Kondisi tersebut mempengaruhi kehidupan biota pada badan air terutama biota yang hidupnya bergantung pada oksigen terlarut diair. Pencemaran air dapat makin luas, tergantung dari kemampuan badan air penerima polutan untuk mengurangi kadar polutan secara alami. Apabila kemampuan badan air tersebut rendah dalam mereduksi kadar polutan, maka akan terjadi akumulasi polutan dalam air sehingga badan air akan menjadi tropic.

Beberapa hal rusaknya badan air sungai terkontamisasi limbah industri, pada zat organik terlarut, zat ini menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air (aquatic life) dan menurunya kualitas badan air. Pada zat padat tersuspensi, pengendapan zat padat ini didalam dasar badan air sungai akan mengganggu kehidupan badan air. Endapan solid didasar badan air akan mengalami dekomposisi yang menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut disamping menimbulkan bau busuk dan pemandangan yang tak sedap. Pada logam berat cyanida dan racun organik, unsur ini sangat merusak aquatic life dan membahayakan bagi kesehatan. Pada warna kekeruhan, warna dan keruhnya air sangat mempengaruhi estetika sungai, walau belum tentu membahayakan kehidupan air dan kesehatan.

Pada zat organic tracer, ini adalah zat phenol yang menyebabkan air berbau dan rasa yang tidak enak. Pada zat yang tidak mudah mengalami dikomposisi biologis (refactory subtances), bahan utama pembuat deterjen (alkil benzene sulfanate) yang tidak mudah mengalami dekomposisi biologis zat ini menyebabkan timbulnya busa dipermukaan sungai. Pada zat yang mudah menguap (volotile matereialis) termasuk dalam kategori ini adalah hidrogen sulfida, gas methan dan sebagainya zat ini menyebabkan udara tercemar.

Sungai merupakan bagian dari siklus hidrologi. Air sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah.

Manfaat terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, sumber air minum, saluran pembuangan air hujan dan air limbah. Hingga saat di Indonesia ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS), yang alami atau yang telah tercemar.

Rata-rata kota-kota dunia memanfaatkan air minum yang berasal dari air tanah, danau, atau sungai. Permasalahannya sumber air tidak selamanya dapat dimanfatakan karena factor pencemaran. Air yang didistribusikan ke konsumen harus diolah melalui water treatment yang berbiaya tinggi. Alam tidak sepenuh melakukan presipitasi akibat ekosistem hutan yang semakin terganggu.

Kota New York merupakan contoh baik pengambilan air dari alam secara cuma-cuma. Penduduk New York meminum air yang sudah disaring oleh hutan. Untuk menyediakan air minum ke kota yang berpenduduk 10 juta orang ini, pemerintah setempat memutuskan pilihan yang ambisius. Pada tahun 90-an, mereka menolak rencana pembangunan instalasi pengolahan air yang sangat mahal. Mereka memilih menginvestasikan miliaran dolar lebih untuk melindungi hutan dan danau di utara New York, di mana sumber air minum terbesar bisa ditemukan. Di sini tidak ada pencemaran bahan kimia apapun. Untuk menyaring air, alam sendiri yang melakukannya.

Sebagaimana kota New York, kota Medan juga disangga hutan Sibolangit, sejauh apa usaha keras dan komitmen kita dalam menyelamatkan ekosistem hutan ini. Saat inipun kita melihat telah terjadi degradasi besar di hulu sungai. Disebutkan, area hutan tinggal 7,5 persen dari 48 hektar Daerah Aliran Sungai Deli. Padahal, setidaknya diperlukan 30 persen area DAS untuk resapan air. (Kompas 6/1/11).

Dengan otonomi daerah yang terkadang kurang dipandang sebagai suatu kesatuan kerja antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota, mengakibatkan kurangnya koordinasi pengelolahan sumber daya air. Dengan ini mempercepat terjadinya krisis air di banyak wilayah. Salah satu faktor utama krisis air yakni perilaku manusia dalam mencukupi kebutuhan hidup dengan melakukan perubahan tata guna lahan agar dapat memenuhi nafkah dan tempat tinggal, yang pada akhirnya mengorbankan ekosistem hutan. Kerusakan lingkungan yang secara implisit menambah lajunya krisis air semakin dipercepat oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi, baik secara alami maupum migrasi.

Harus ada komitmen Pemerintah bagi perlindungan sumber air bersih, ekosistem hutan, sungai atau air tanah. Bila menyangkut hajat hidup orang banyak hendaknya menjadi perhatian serius bagi Pemerintah dalam menetapkan kebijakannya. Ekosistem sungai harus diselamatkan dengan menyelamatkan sungai, kita juga menyelamatkan sumber air bersih sebagai kebutuhan dasar kehidupan.

(Penulis adalah Pemerhati Lingkungan, bekerja pada PDAM Medan).
(http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=82723:kembalikan-sungai-sebagai-penyangga-sumber-air-minum&catid=97:lingkungan&Itemid=127)

Cuaca Berubah, Penyakit Mewabah

Posted by chemistlink

TEMPO Interaktif, Jakarta -Akhir-akhir ini, setiap pergi ke kantor, Doni Prasetyo selalu menyiapkan dua pakaian di sepeda motornya. Satu set pakaian untuk menghadapi kondisi hujan dan satu setel lainnya untuk cadangan jika pakaian resmi kantor yang dia kenakan basah karena hujan. "Cuaca kini sudah susah ditebak," kata pegawai swasta berusia 29 tahun ini.

Pria yang tinggal di bilangan Ciledug ini awalnya sering mengecek prakiraan cuaca melalui Internet. "Tapi ramalannya sering meleset," kata dia. Imbasnya, Doni pernah ke kantor dengan tubuh basah kuyup bersama sepatu kulitnya. Ketika pulang, ia terjebak macet dan banjir. Keesokan harinya, Doni menderita flu dan demam.

Iklim memang sedang kacau. Suhu, cuaca, curah hujan, dan angin sering tidak menentu. Musim hujan dan kemarau tak bisa diprediksi durasinya. Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama, perubahan iklim itu mempengaruhi kesehatan manusia.

Tjandra mengatakan dampak kesehatan yang dapat terjadi dari proses tersebut di antaranya peningkatan pencemaran udara, penyakit bawaan air dan makanan, serta penyakit bawaan vektor dan hewan pengerat. Lalu, terjadi malnutrisi karena terganggunya sumber makanan dan panen.

Perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia dengan dua cara, yaitu langsung dan tak langsung. Cara langsung, manusia terkena dampaknya seiring dengan perubahan pola cuaca (temperatur, curah hujan, kenaikan muka air laut, dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrem). "Kejadian cuaca ekstrem dapat mengancam kesehatan manusia, bahkan kematian," ujarnya.

Sedangkan cara tidak langsung, perubahan iklim mempengaruhi kualitas lingkungan (air, udara, dan makanan), penipisan lapisan ozon, penurunan sumber daya air, fungsi ekosistem, dan degradasi lahan. "Yang akhirnya faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kesehatan."

Secara terpisah, guru besar kesehatan masyarakat Universitas Indonesia, Prof dr Umar Fahmi Achmadi, MPh, PhD, menjelaskan, perubahan iklim ini disebabkan oleh adanya pencemaran udara, air, dan tanah yang menyebabkan gas rumah kaca. Jika ada pohon, gas rumah kaca bisa diserap. Tapi kini pohon banyak yang ditebas dan lahannya untuk tempat tinggal manusia. "Gas jadi membubung ke udara," kata dia.

Permukaan bumi pun terselimuti gas rumah kaca dan memantulkan panas. "Dampaknya, iklim berubah dengan drastis," kata dia. Misalnya hujan di tengah kemarau atau kemarau berkepanjangan.

Jika terjadi banjir, pencemaran rumah tangga melebar ke mana-mana dan berdampak pada kesehatan. Jika kering, pencemaran tersebut, baik kimia maupun bakteri virus, terkonsentrasi ke dalam air yang dikonsumsi, sehingga makin banyak penyakit yang menular melalui udara, air, dan makanan.

Penyakit yang menyebar saat cuaca tak tentu di antaranya demam berdarah, kolera, dan diare. "Bahkan diare pernah tercatat menjadi pembunuh balita tertinggi di Indonesia," katanya.

Di luar penyakit, cuaca yang tak menentu bisa menimbulkan bencana alam. Jurnalis lingkungan dari Inggris, Mark Lynas, pernah menulis, jika suhu global naik 2 derajat Celsius, permukaan air laut naik 7 meter. Rob, banjir, dan badai akan melanda banyak wilayah di dunia. NUR ROCHMI/ HADRIANI P

(http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2011/01/20/brk,20110120-307646,id.html)

Selamatkan Air untuk Anak Cucu

Posted by chemistlink

Terus menyempitnya lahan terbuka hijau dan terus terjadi kerusakan hutan harus menjadi perhatian serius pemerintah, bila tidak menimbulkan bencana seperti banjir, longsor.

Bila persoalan ini tidak segera ditangani, ingat doktor alumni Universita Pajajaran Bandung Tahun 2005 Bidang Konservasi tanah dan air, Dr. Ir. M. Idris, MP. Ancaman daerah ini akan mengalami masalah banjir yang lebih luas dan kesulitan air akan benar-benar terjadi.

Jangan terkejut, bila suatu saat nanti penduduk Kota Medan mengalami kesulitan memperoleh air. Ini sangat memungkinkan mengingat lahan terbuka hijau di kota ini terus menyempit. Begitu juga tingkat pencemaran air sungai, khususnya pencemaran berasal dari pabrik yang membuang limbah berbahaya secara langsung ke sungai.

"Saat ini diperkirakan Kota Medan lahan terbuka hijau mengalami pengurangan yang disebabkan pertumbuhan gedung. Idealnya dibutuhkan 30 persen lahan terbuka hijau. Ada Sembila Daerah Aliran Sungai (DAS) di Sumut yang masuk prioritas satu, diantaranya Sungai Deli, Sungai Ular dan Sungai Wampu," ungkap yang juga Dekan Fakultas Pertanian Al-Wasliyah Medan,

DAS yang masuk prioritas utama, ungkap Ketua Ketua Forum Daerah Aliran Sungai Ular Deli Sedang sampai Pematang Siantar, masuk kategori yang harus segera mendapat perhatian, mengingat debit air yang mengalir di sungai tersebut terus berkurang. Jika debit air terus berkurang, suatu saat nanti sungai-sungai yang masuk prioritas satu mengalami kekeringan. Bila kondisi tersebut sudah terjadi, maka sudah dipastikan banyak daerah di Sumut mengalami kesulitan air.

Dia mengakui, selama ini pemerintah kurang menaruh perhatian serius untuk menangani persoalan ini, begitu juga dengan masyarakat. Lihat saja kondisi sepanjang bantaran sungai di kota ini banyak berdiri bangunan. Sayangnya bangunan yang ada di bantaran sungai tidak saja rumah penduduk atau bangunan perusahaan swasta, tapi juga bangunan instansi pemerintah. Ini menggambarkan betapa kurangnya keseriusan pemerintah dan elemen masyarakat dalam menyikapi persoalan ini. Selain itu banyak kesalahan yang dilakukan pemerintah dan elemen masyarakat dalam menyelamatkan persediaan air selain mendirikan bangunan di bantaran sungai, diantaranya dengan menyemen pinggir sungai.

Secara kasat mata melakukan penyemenan pinggir sungai terlihat indah, tapi tindakan tersebut justru penyerapan air ke tanah semakin sekidit. Begitu juga dengan program pemerintah dengan menyemen setiap gang yang menyebabkan daerah resapan air semakin sempit. Tanah yang seharusnya berfungsi menyerap air, dengan program pemerintah yang menyemen setiap gang tanah tidak mampu lagi berfungsi sebagai daerah serapan air.

Menurut Idris, untuk tetap menjamin ketersediaan air, langkah yang harus dilakukan dengan terus menambah lahan terbuka hijau. Dengan semakin banyak lahan terbuka hijau, maka akan semakin banyak air yang bisa diserap tanah. Tumbuh-tumbuhan berfungsi menyimpan air di dalam tanah, sehingga air tetap tersedia.

Begitu juga keberadaan pohon bambu di sepanjang bantaran sungai sangat diperlukan untuk mengikat tanah dan sekaligus sebagai penyaring air agar tetap bersih. Namun kenyataan sekarang ini boleh dikatakan hampir disepanjang bantaran sungai sulit ditemukan pohon bambu. Harusnya pemerintah dan masyarakat kembali melakukan gerakan untuk penyelamatan air.

"Pemerintah harus lebih pro aktif dalam menyadarkan masyarakat untuk memanfaatkan lahan untuk menanam pohon, sehingga muncul kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong dengan menanam pohon," ujarnya.

Air Bersih

Kota Medan yang berpenduduk dua juta lebih dengan kondisi pencemaran air sungai yang tidak terkontrol dapat menyebabkan air di bawah tanah terkontaminasi. Sekarang diperkirakan ada 60 persen penduduk di kota ini tidak mendapat akses air bersih dan kebanyakan dari masyarakat berpenghasilan rendah. Meski ini masih berupa persentasi perkiraan, paling tidak pemerintah harus memberikan perhatian serius pada persoalan air bersih. Sulitnya penduduk memperoleh air bersih dapat menimbulkan persoalan baru salah satunya buruknya kesehatan masyarakat.

Lihat saja penduduk yang bermukim di daerah pinggir sungai yang pada umumnya memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal harus diakui, kondisi air yang dipergunakan masyarakat yang bermukim di pinggir sungai tidak layak untuk dipergunakan, terlebih-lebih air sungai untuk kebutuhan air minum.

Masyarakat berpenghasilan rendah sebenarnya adalah penduduk yang banyak mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih. Selama ini belum ada komitmen yang kuat dari pemerintah untuk menyediakan air bersih untuk masyarakat, padahal air, khususnya air bersih merupakan kebutuhan primer yang mutlak dimiliki semua masyarakat.

Buruknya sanitasi dan sulitnya memperoleh air bersih dapat menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Ia mencontohkan masyarakat yang tinggal di dekat sungai, pada umumnya masih banyak mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih, begitu juga dengan sanitasi masih sangat buruk. Pola hidup sehat masih jauh dari yang diharapkan, ini dapat dilihat dari masih sedikitnya tempat buang air besar yang tersedia, sehingga masyarakat lebih banyak buang air besar ke sungai. Sementara masyarakat yang tinggal di sekitar sungai dipergunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.

Pemerintah harus serius dalam menyelamatkan air, kalau tidak ingin penduduk Kota Medan mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih. Air Sungai salah satu sumber air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pemerintah harus secara tegas membuat aturan agar air sungai dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan tidak melakukan kegiatan pencemaran air. Selama ini peraturan yang sudah disusun belum dilaksanakan secara tegas, sehingga prilaku pencemaran air masih tetap terjadi mulai hal kecil seperti membuang sampah ke sungai sampai hal yang serius seperti membuat limbah industri.

Selain itu, bila Kota Medan sudah mengalami kesulitan memperoleh air bersih, berbagai penyakit di tengah-tengah masyarakat akan sangat mudah bermunculan, seperti diare, disentri, cacingan dan masih banyak penyakit yang disebabkan air yang tidak bersih.

Kondisi air sungai yang dijadikan pembuangan limbah berbahaya dari industri, jangka panjang sangat memungkinkan dapat mencemarkan air bawah tanah yang menjadi sumber kebutuhan masyarakat. Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Karakteristik limbah B3 korosif yang dapat menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik atau beracun dan menyebabkan infeksi atau penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.

Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkurei selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease atau acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease atau mucocutaneous lymph node syndrome.

Tingginya tingkat pencemaran air sungai dari limbah industri dapat menyebabkan pencemaran air bawah tanah apabila pohon berfungsi sebagai pengikat tanah dan penyaring air terus berkurang. Ancaman besar yang terjadi harus diantasipasi pemerintah sejak dini.

(http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=81949:selamatkan-air-untuk-anak-cucu&catid=121:artikel&Itemid=159)

Makassar potensi Puting Beliung

Posted by chemistlink

MAKASSAR – Badan Meteorologi,Klimatologi, dan Geofisika BMKG Wilayah IV Makassar meminta warga Kota Makassar untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan puting beliung.

Berdasarkan pemantauan di Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dan Stasiun Meteorologi Paotere, curah hujan rata-rata diatas normal dan berkisar pada angka 92 mm. Sementara, kecepatan angin yang terpantau mencapai 8 knot atau 16 kilometer perjam. Prakirawan BMKG Didi Nurbaskoro, mengatakan, hujan yang disertai angin kencang harus diwaspadai terutama penduduk yang bermukim di pesisir pantai. Cuaca yang tidak bersahabat ini diprediksi akan berlangsung hingga Maret 2011.

"Curah hujan yang terjadi saat ini akan berlangsung beberapa hari kedepan.Ini kanmusim hujan dan puncaknya Februari.Kondisi cuaca ini akan terjadi dibeberapa daerah bagian barat Sulawesi Selatan,termasuk Makassar," urai Didi kepada SINDO,kemarin. Angin kencang yang akan melanda Makassar diperkirakan berada disekitar perairan seperti di Kecamatan Ujung Tanah, Mariso, Kecamatan Tamalate.

"Tapi pada dasarnya peluang angin kencang saat ini merata,dan berpotensi terjadi.Tergantung keberadaan angin sibi.Dan kondisi tidak diketahui kapan terjadi dan hanya diketahui peluang terjadi hujan. Biasanya awan sibi menciptakan angin kencang atau angin puting beliung,”terang dia. Didi menjelaskan, terjadinya angin puting beliung,karena di dalam angin sibi terjadi pergolakan yang menghasilkan angin kencang. Kejadian ini,sebut dia,bisa terjadi saat pagi hari, saat tidak terjadi hujan.

Sementara itu,hujan deras dan angin kencang yang terjadi di Makassar belakangan, membuat beberapa wilayah tergenang dan mengakibatkan pohon tumbang. Seperti yang terjadi kemarin,di Jalan Pelita Kelurahan Ballaparang,dan Kelurahan Bulurokeng, yang menimpa satu rumah warga. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Muh Kasim,mengatakan, mengingat rawannya terjadi pohon tumbang, dia mengimbau kepada semua warga, khususnya para pengendara di jalan,agar waspada saat melintas di bawah pohon.

Kasim menyebutkan, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi dengan menyiagakan tim yang bekerjasama dengan posko penanggulangan bencana serta pemerintah kelurahan di setiap wilayah. "Terdapat 30 personil yang disediakan untuk mengatasi problem musim hujan ini.Selain itu di backup dengan 2 kendaraan pengangkut serta 4 unit alat pemangkas pohon. Kami juga harapkan warga waspada saat bernaung di bawah pohon," imbau Kasim,secara terpisah.

Imbauan sama, juga disampaikan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Saat ditemui di kantor balai kota,Ketua Harian Palang Merah Indonesia (PMI) Sulsel ini, meminta kepada seluruh aparat kelurahan, agar terlibat aktif menyosialisasikan kondisi cuaca di masyarakat. “Kita harus waspada dengan cuaca belakangan ini. Dan kita sudah sampaikan ke aparat kelurahan, untuk turun langsung memberikan peringatan dini kepada warga, khususnya yang daerahnya rawan,” pesan Ilham.

Larangan melaut yang dikeluarkan BMKG Wilayah IV tidak diindahkan sejumlah pemilik angkutan kapal penumpang dari dan ke sejumlah pulau di sekitar Makassar. Aktifitas penyeberangan ke pulau-pulau terluar tetap berjalan normal,walau jumlah penumpang terus menurun. Seperti dari pantauan SINDO di Dermaga Penyeberangan Kayu Bangkoa Makassar.Larangan untuk melaut tidak diindahkan karena ada beberapa penduduk pulau sehari- harinya bekerja di Makassar.

"Yang kami lakukan hanya mengurangi jumlah muatan," jelas Anton pemilik kapal penyeberangan. Jika hari biasa untuk satu kapal kecil mampu memuat 10 penumpang, kali ini dikurangi dengan hanya memuat lima orang.Masalah ongkos diakui Anton tidak naik,karena hanya cuaca saja yang buruk, biaya operasional kapal seperti bahan bakar masih sama. "Kalau ke Laelae Rp10.000, Kayangan Rp20.000," terangnya. Perkiraan cuaca akan tetap terjadi sepanjang Januari hingga Februari, karena telah memasuki musim barat. (SI-arif saleh/rahmat hardiansya)
(http://www.makassarterkini.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1752:makassar-potensi-puting-beliung&catid=44:info-terkini&Itemid=139)

Angin puting beliung rusak 307 rumah di Makassar

Posted by chemistlink

Makassar - Sebanyak 307 rumah di Makassar rusak akibat diterjang angin puting beliung yang disertai hujan deras. Kerusakan terbanyak ada di Kecamatan Tallo dan Biringkanaya.

Puting beliung terjadi Senin (17/1/2011). 160 Rumah rusak di Tallo dan 96 rumah rusak di Biringkanaya, sisanya di sejumlah tempat lain. Kerusakan rumah dominan di bagian atap, karena banyak rumah warga beratapkan seng.

Selain peristiwa angin puting beliung, 9 rumah warga juga rusak akibat ditimpa pohon tumbang yang terkena angin. Kerusakan terparah di Jalan Sunu, Makassar. Sebuah pohon Asam Jawa menimpa 4 rumah warga saat angin kencang terjadi pada pukul 18.30 Wita, Minggu malam kemarin (16/1/2011). Irsan, pemilik rumah yang ditemui detikcom menuturkan pohon tumbang seusai maghrib dan mengagetkan warga Jalan Sunu.

Koordinator Penanggulangan Bencana Makassar, Hakim Syahrani saat dihubungi detikcom menyebutkan pihaknya menetapkan status 'Siaga Satu' untuk bencana akibat cuaca buruk. Saat ini timnya telah membangun posko-posko di sekitar lokasi bencana dan memberi bantuan pada korban yang terkena musibah.

"Kami sudah memberi bantuan berupa seng dan kayu bagi pemilik rumah yang tertimpa musibah, PMI juga sudah siaga di titik lokasi bencana," pungkas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Makassar ini.

Hakim menambahkan, posko induk penanggulangan bencana dipusatkan di kantor Dinas Pemadam Kebakaran Makassar di Jalan DR Ratulangi, Makassar. Langkah antisipasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar, lanjut Hakim, dengan memangkas pohon-pohon besar di tepi jalan yang rawan tumbang.
(http://www.detiknews.com/read/2011/01/17/154028/1548459/10/angin-puting-beliung-rusak-307-rumah-di-makassar?9911032)

Angin Ribut Serang Yogyakarta

Posted by chemistlink

(PRLM).-Angin ribut menyerang Yogyakarta dan sekitarnya Sabtu (25/9) sekitar 25 menit, dari pukul 14.25 - 14.50 WIB. Dikabarkan seorang warga Sleman meninggal.

Dari pantauan lapangan dan keterangan warga, angin ribut menumbangkan aneka pohon, menerbangkan atap-atap rumah, dan mengakibatkan listrik padam.

Arus lalin kacau, kemacetan terjadi di sejumlah ruas jalan akibat listrik padam serta pengalihan arus lalin di jalan-jalan yang tertimbun pohon. Kekacauan lalin ini antara lain terjadi di Jln. Magelang dan sekitarnya.

Eka, warga Klaten mengatakan angin ribut juga terjadi di daerahnya . "Kata saudara, angin puting beliung terjadi di Prambanan," ujar dia melalui pesan pendek.

Misbah, saksi di Gunungkidul mengatakan tidak ada angin ribut di daerah tersebut. "Tidak ada angin pak. Saya di pantai Gunungkidul juga aman," ujar dia.

Sedang saksi mengatakan daerah utara Yogyakarta banyak pohon, baliho, papan reklame, dan atap rumah dari seng beterbangan. Saksi mengatakan seorang ...
Source
Quotes in this article:
Warga Klaten:
Eka, warga Klaten mengatakan angin ribut juga terjadi di daerahnya . "Kata saudara, angin puting beliung terjadi di Prambanan," ujar dia melalui pesan pendek.
Saksi di Gunungkidul:
Misbah, saksi di Gunungkidul mengatakan tidak ada angin ribut di daerah tersebut. "Tidak ada angin pak. Saya di pantai Gunungkidul juga aman," ujar dia.
Sedang:
Sedang saksi mengatakan daerah utara Yogyakarta banyak pohon, baliho, papan reklame, dan atap rumah dari seng beterbangan. Saksi mengatakan seorang meninggal di Kronggahan Sleman, diduga tertimpa benda keras yang ditumbangkan angin. Belum ada keterangan resmi dari aparat terkait soal korban jiwa dimaksud.
Janarto:
"Saya mengalami satu kali ini ada angin kencang yang merata dan serempak di terjadi Yogyakarta," kata Janarto (50), penduduk Wirobrajan. Saat berita ini diturunkan, angin ribut telah reda, situasi normal, hanya listrik masih padam. (A-84/kur)***
(http://gresnews.com/ch/National/cl/Yogyakarta/id/1538215)

Puting Beliung Amuk Bumijawa

Posted by chemistlink

Slawi, Cybernews. Kerugian akibat amukan angin puting belung di wilayah Dukuh Sawangan, Desa Sigedog, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal pada Kamis (13/1) lalu mencapai Rp 100 juta. Warga diminta tetap waspada, sebab intensitas hujan dan angin kencang masih tinggi.

Hal itu diungkapkan Plt Camat Bumijawa Drs Akhmad Zamzami MHum pagi ini. Dia mengatakan, kerugian material akibat puting beliung relatif sedikit karena atap rumah yang terbawa angin terbuat dari seng. “Jika bantuan datang, kami minta dipusatkan di balai desa. Ini dilakukan agar pembagian merata,” katanya, Jumat (14/1).

Menurut dia, kerusakan rumah akibat puting beliung sebanyak 20 buah. Sedikitnya 13 rumah atapnya terbawa angin dan tujuh dinding rumah milik warga roboh. Diantaranya, rumah milik Salim (37), Slamet (35) dan Muah (70). “Ketiga rumah warga itu yang mengalami kerusakan paling parak karena dinding dapurnya runtuh,” katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Tegal, Daryono mengungkapkan, kerusakan 20 rumah yang diterjang puting beliung dikategorikan kerusakan ringan. Ia memastikan tidak ada rumah yang ambruk, hanya ada satu rumah yang dapurnya runtuh.

”BPBD akan membentuk tim pengkaji bencana alam di Dukun Sawangan. Saat ini, warga setempat telah memperbaiki kerusakan,” jelasnya.

BPBD menghimbau, warga untuk meningkatkan kewaspadaan pada musim penghujan kali ini, sebab intensitas curah hujan tinggi yang disertai angin kencang. Kondisi itu rawan bencana alam puting beliung dan tanah longsor.
(http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/01/14/75416/Puting-Beliung-Amuk-Bumijawa)

Bencana Banjir di Australia Meluas ke Negara Bagian Victoria

Posted by chemistlink

Beberapa komunitas di negara bagian Victoria, Australia tenggara, sekarang terkurung oleh banjir yang telah melanda banyak bagian Australia selama berminggu-minggu dan menewaskan lebih 20 orang.

Penduduk di Kerang, terletak kira-kira 300 kilometer di sebelah utara ibukota negara bagian itu, Melbourne, mengawasi dengan seksama bendungan yang menahan air banjir supaya tidak membanjiri kota kecil itu. Bendungan itu sedang menahan air Sungai Loddon yang meluap, yang ketinggian airnya mencapai puncaknya Jumat lalu, menyebabkan sekurang-kurangnya 1.500 rumah terancam terendam air banjir.

Lebih 50 kota di negara bagian Victoria telah terimbas banjir, dan para pejabat penanggulangan bencana memperkirakan permukaan air akan tetap tinggi selama beberapa hari.
Badan Penanggulangan Darurat Australia hari Rabu mengirim SMS kepada 2.500 warga di kota Kerang, mendesak mereka meninggalkan tempat itu sesegera mungkin.
Banjir yang dipicu oleh pola cuaca “La Nina” di Pasifik telah menyebabkan sejumlah sungai di Victoria meluap, menggenangi lebih dari 50 kawasan dan berdampak pada sekitar empat ribu warga.
Gubernur negara bagian Victoria Ted Baillieu hari Selasa telah memperingatkan warga kotanya, untuk bersiap menghadapi hujan selama sepuluh hari lagi dan mendesak warga di pedalaman untuk pergi ke tempat yang lebih tinggi.

(http://www.voanews.com/indonesian/news/Bencana-Banjir-di-Australia-Meluas-ke-Negara-Bagian-Victoria----114265744.html)

Lahar dingin rendam desa sirahan

Posted by chemistlink

Banjir lahar dingin telah berhasil melumpuhkan banyak tempat, seperti yang terjadi di desa Sirahan, Kecamatan Salam, Magelang. Desa tersebut tak luput dari terjangan banjir lahar dingin Merapi.
Akibat banjir lahar dingin, sebanyak ribuan orang warganya harus diungsikan. Titik pengungsian yang dipilih adalah yang berada di Kecamatan Muntilan yaitu di Balai Desa Sriwedari dan Tempat Pengungsian Akhir (TPA) Tanjung.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Urusan Kesejahteraan (Kaur Kesra) Desa Sirahan, Kecamatan Salam Muhammad Rochim (40) Senin(10/01/2011) di sekitar Desa Sirahan, Kecamatan Ngluwar, Magelang.
“Sebanyak 1033 KK dari tujuh dusun 90 persen dipastikan rumahnya rusak berat. Rumah yang hanyut saat ini yang diketahui ada tujuh dan masih bisa bertambah jumlahnya. Aparat desa saat ini mulai melakukan pendataan,”tegas Muhammad Rochim.
Rochim menyatakan kondisi rumah-rumah ada yang terendam material banjir lahar dingin dan ada yang sampai saat ini diterjang luapan banjir lahar dingin dengan rata-rata ketinggian mencapai 2 meter lebih.
“Mencapai di bawah genteng persis dan sulit untuk menyelamatkan beberapa barang-barang serta harta benda penduduk. Sebab banjir datang menjelang malam hari dan secara tiba-tiba,” tegas Muhammad Rochim.
Sejak semalam, warga langsung melarikan diri ke masjid desa setempat yang berisi anak-anak dan manula. Namun, masjidpun ikut diterjang banjir lahar dingin dan akhirnya diungsikan ke dua kantong pengungsian di Kecamatan Muntilan yang jaraknya 2 kilometer dari Desa Sirahan, Kecamatan Salam.


(http://beritaterbaru.net/lahar-dingin-merapi-rendam-desa-sirahan.php)

Semen Transparan Ramah Lingkungan

Posted by chemistlink

Semen Transparan didesain ramah lingkungan, semen mampu mengurangi kebutuhan cahaya buatan dalam ruangan.
Giampaolo Imbrighi, seorang arsitek asal Italia berhasil menciptakan tipe semen yang inovatif. Bukannya memblokir cahaya, i.light, nama semen buatannya itu, mampu meloloskan cahaya dari luar agar masuk ke gedung.

Gb. Gedung yang memanfaatkan semen transparan, mampu memanfaatkan cahaya dari luar

Didesain agar ramah lingkungan, semen ini mampu mengurangi kebutuhan cahaya buatan di dalam ruangan. Dari jauh, semen tampak seperti membentuk dinding biasa. Akan tetapi, dari dekat, ternyata terlihat bahwa dinding itu terdiri dari slot-slot persegi panjang berukuran 2 sampai 3 milimeter yang dipenuhi oleh getah berbagai warna.

Slot-slot inilah yang memungkinkan cahaya menembus dan membuat semen itu menjadi transparan sekitar 20 persen. Akhirnya, seperti dikutip dari Unthinkable, 12 Januari 2011, seluruh bagian dinding yang menggunakan semen itu menjadi seperti jendela.

Diciptakan oleh arsitek Italia dan diproduksi oleh para peneliti di kelompok Italcementi, bahan ciptaan Imbrighi itu pertama kali diperlihatkan pada publik pada Shanghai World Expo dan digunakan untuk membangun "Pavilion Italia."

Sekitar 40 persen dari bangunan setinggi 18 meter itu menggunakan material buatan Imbrighi. Secara total, 3.774 panel dan 189 ton produk semen transparan itu digunakan. Saat ini semen itu sedang dalam proses pendaftaran paten. Belum diketahui apakah semen yang bersangkutan akan tersedia secara global

sumber : www.vivanews.com
Samhasari Desthi M (08303244007)

Banjir Lahar Dingin

Posted by chemistlink

VIVAnews –Merapi sudah tenang. Tak ada lagi awan panas. Kampung-kampung yang Oktober lalu rata dilumat wedhus gembel, kini ramai dikunjung pelancong. Mereka berfoto di lokasi itu, lalu menyimpannya sebagai kenangan.

Tapi warga masih diminta waspada. Sebab ancaman belum seluruhnya pergi. Dan kali ini ancaman itu datang dalam bentuk banjir lahar dingin. Rabu, 5 Januari 2011, misalnya, banjir lahar dingin itu menggulung dari Merapi, lalu menerjang Dusun Gempol. Dusun itu terletak di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang Jawa Tengah.

Banjir itu bukan saja membawa lahar, tapi juga batu-batu berukuran raksasa. Pada banjir lahar dingin, Senin 3 Januari 2011, batu-batu besar seukuran minibus menghantam wilayah-wilayah di sekitar kali Opak, Sleman, Yogyakarta.

Lahar dingin yang menyapu hari Rabu lalu, menghantam jembatan di Salam, hingga ambruk. Jalur Magelang- Yogyakarta putus. Rumah-rumah warga di sekitar sungai terbenam. Bukan oleh air, tapi lumpur dan pasir yang memadat.

Air bah juga menghayutkan kendaraan. Material vulkanik yang memadat menyumbat sungai, menyebabkan aliran lahar dan air berbelok ke kebun dan kampung. Itu adalah banjir lahar terbesar sejak Merapi meletus pada tahun 2010.

Gawatnya, belum semua material erupsi Merapi, yang jumlahnya diperkirakan 30 juta meter kubik, sudah turun. “Estimasi saya baru 10 persen material yang terbawa banjir. Masih banyak di puncak,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), Subandriyo, saat dihubungi VIVAnews.com, Jumat, 7 Januari 2011.

Subandriyo mengingatkan bahwa bukan tak mungkin banjir lahar yang lebih besar akan terjadi.

Itu sebabnya, usai memantau aktivitas Merapi, semua petugas BPPTK kini mengawasi ancaman banjir lahar dingin. Tak cuma di lereng, semua sungai yang berhulu di kaki Merapi berpotensi banjir lahar. Apalagi material vulkanik saat ini telah memenuhi aliran sungai. “Sudah over,” kata Subandriyo. Jadi, upaya pengerukan dan pembuatan tanggul harus segera dilakukan.


Yang juga mendesak dan harus diutamakan adalah keselamatan penduduk di bantaran sungai. Misalnya saja penduduk yang tinggal di daerah aliran sungai Code, air bisa meluap sewaktu-waktu.Saat peringatan dini muncul, warga tak punya pilihan, harus menghindar dari daerah aliran sungai, juga wilayah yang dijangkau luapan banjir.

Dari catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berdasarkan data curah hujan selama lebih satu dekade terakhir diketahui kawasan Kaliurang – lereng Merapi -- terjadi rata-rata curah hujan bulanan mencapai 508 milimeter pada bulan Januari dan 514 milimeter pada bulan Februari.

Tingginya curah hujan pada bulan-bulan tersebut menunjukkan bahwa puncak musim hujan di puncak Merapi terjadi bulan Januari dan Februari pada setiap tahunnya. Itu artinya dalam dua bulan ini, banjir lahar dingin sangat mungkin mengancam.

Belajar dari Kolombia

Ahli dari BMKG, Daryono mengingatkan bahwa jangan pernah remehkan ancaman banjir lahar dingin. Sebab, lanjutnya, sejarah mencatat bahwa banjir lahar tak kalah mematikan dari erupsi gunung berapi. Salah satu contoh bencana banjir lahar paling merusak di dunia adalah banjir lahar pasca erupsi Gunung Nevado del Ruiz di Kolombia tahun 1985.

Kala itu, dalam waktu empat jam setelah letusan, yang disusul hujan deras, lahar meluncur deras sejauh 100 kilometer. Malapetaka pun terjadi: lebih dari 23.000 orang tewas, sekitar 5.000 orang terluka, dan lebih dari 5.000 rumah hancur di sepanjang Chinchina, Guali, dan Sungai Lagunillas.

Kerusakan paling parah menimpa Kota Armero yang berlokasi di mulut ngarai Lagunillas Rio. Tiga perempat dari 28.700 penduduk kota tewas secara tragis akibat banjir lahar pada 13 November 1985.

Peristiwa mengerikan ini selanjutnya dikenang sebagai tregedi Armero-Chinchina. Ini bencana banjir lahar paling mematikan yang tercatat dalam sejarah. "Ini adalah fakta bahwa dampak banjir lahar justru bisa lebih berbahaya daripada erupsi gunung api itu sendiri," kata Daryono, dalam makalah yang dimuat situs BMKG.

Contoh lain adalah bencana banjir lahar di Gunung Pinatubo, Filipina. Sejak meletus tahun 1991, banjir lahar telah menghancurkan 100 ribu rumah di lereng dan dataran kaki gunung itu.

Oleh karenanya, lanjut Daryono, perlu dikembangkan upaya mitigasi banjir lahar Merapi: peringatan dini banjir lahar, berupa sistem monitor dan warning banjir lahar.

Peralatan yang dinilai penting, selain sinyal transmisi dan kamera CCTV yang sudah terpasang di beberapa titik di Merapi, adalah beroperasinya sistem pemantau curah hujan otomatis yang dipasang di puncak Merapi. Alat ini mampu memantau tingginya intensitas curah hujan secara telematri, realtime dan terintegrasi di pusat pemantauan.

Instrumen peringatan dini lain yang perlu dipertimbangkan adalah sistem monitor aliran lahar yang dapat mendeteksi vibrasi tanah saat terjadi rayapan banjir lahar. “Seluruh sistem ini memungkinkan memberi peringatan dini untuk menekan sekecil mungkin kerugian baik harta maupun jiwa penduduk di sekitar jalur sungai yang berhulu di puncak Merapi.”

Apalagi, untuk menghabiskan deposit material vulkanik hasil erupsi dibutuhkan waktu tiga hingga empat musim hujan.

sumber : www.vivanews.com

Samhasari Desthi M (08303244007)

Kualitas dan Kuantitas Air

Posted by chemistlink

KUALITAS DAN KUANTITAS AIR
DI SUMBER MATA AIR GEDAREN, SUMBERGIRI, PONJONG, GUNUNGKIDUL

Bagi manusia, air merupakan kebutuhan utama. Dalam kehidupan sehari-hari , manusia menggunakan air untuk mencuci, memasak, air minum (kebutuhan rumah tangga), pertanian, peternakan, industri maupun sebagai alat transportasi.
Di desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul suatu daerah dimana saya tinggal, air merupakan hal pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat. Desa Sumbergiri terdiri dari 11 dusun yang mana kondisi geografisnya bergunung-gunung. Sumber mata air di desa ini adalah sumber mata air Gedaren. Dari sumber mata air inilah, kebutuhan air masyarakat desa Sumbergiri terpenuhi.



Gb.1 Sumber Mata Air Gedaren



A. Permasalahan Kualitas dan Kuantitas Air
Kondisi geografis yang bergunung ini tidak berarti bahwa banyak sumber mata air yang keluar. Tidak setiap rumah penduduk memiliki sumur untuk memenuhi kebutuhan airnya, sumur-sumur biasanya ditemui di rumah penduduk yang ada di bantaran sungai atau aliran air sedangkan rumah penduduk yang jauh dari aliran sungai jarang sekali yang memiliki sumur. Hal ini dikarenakan saat pengeboran tidak ditemukan air dan biasanya terhalang oleh batuan (air tanah sangat sedikit jumlahnya atau bahkan tidak keluar).
Adanya dua musim (kemarau dan penghujan) di wilayah Indonesia ini, membuat kuantitas air di sumber mata air Gedaren tidak tetap debitnya. Pada musim kemarau, debit air yang keluar dari mata air sedikit jumlahnya sedangkan pada musim penghujan jumlah debit air melimpah.
Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat setempat, aparat/perangkat desa membuat saluran air menggunakan pipa (selang) yang ditujukan ke rumah-rumah penduduk. Air yang disalurkan adalah air yang langsung keluar dari mata air. Proses penyaluran ini tidak melalui proses sedimentasi, filtrasi, maupun penjernihan. Air yang keluar dari mata air ditampung dalam penampung, kemudian disalurkan melalui pipa/selang menuju rumah penduduk.

Banyaknya dusun di desa ini, menyebabkan penyaluran air di atur waktunya agar semua dusun terjangkau atau mendapat jatah air. Di dusun tempat saya tinggal, penyaluran air dari sumber mata air Gedaren dilakukan setiap hari namun tidak 24 jam melainkan hanya dari pukul 6 sampai sembilan pagi.
Pada musim kemarau, penyaluran air terkadang tidak merata. Seperti halnya untuk daerah di lereng gunung, air yang dialirkan melalui pipa terkadang tidak sampai ditempat tujuan (menanjak akan tetapi daya dorong air rendah). Hal ini dikarenakan debit air yang menurun sehingga air yang melewati pipa tidak sampai di daerah yang dituju.
Pada saat musim penghujan, jumlah debit air yang keluar dari mata air Gedaren cukup melimpah. Hal ini dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi sehingga air yang terserap dalam tanah cukup banyak. Jumlah air yang melimpah ini, menguntungkan masyarakat karena air dapat mengalir sampai 24 jam setiap harinya.
Akan tetapi, pada musim penghujan air yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk kualitasnya buruk karena air tersebut mengandung zat tanin pada kayu dan humus sehingga menyebabkan warna air menjadi kuning keruh. Padahal air yang ideal memiliki kriteria :
• jernih
• tidak berwarna
• tidak berbau
• tidak berasa
• tidak mengandung kuman dan zat-zat yang berbahaya
Kualitas air yang menurun ini kurang baik untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan MCK. Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat biasanya menampung air tersebut terlebih dahulu sehingga lumpur mengendap dan air bersih dapat dimanfaatkan.
Selain itu, kegiatan masyarakat setempat yang mencuci dan mandi di sungai menyebabkan pencemaran pada air. Akan tetapi pencemaran yang ditimbulkan tidak berdampak besar karena limbah detergen akan terdorong keluar (akibat daya dorong air) sehingga tidak mencemari sumber mata air lagipula antara sumber mata air dan tempat mandi dan mencuci letaknya terpisah (jauh dari sumber mata air).

B. Kebiasaan Lokal Masyarakat
Adanya masalah tentang kualitas dan kuantitas air tersebut memacu masyarakat untuk mengatasinya.
1. Kuantitas Air
Untuk mengatasi masalah kuantitas air khususnya pada musim kemarau, dimana debit air yang keluar dari sumber mata air Gedaren menurun jumlahnya, penduduk yang tidak mendapat air (tidak terjangkau aliran air) membeli air bersih pada truk tanki yang mendistribusikan air bersih dan menampungnya ke dalam bak penampung dirumahnya. Jadi, kebutahan air untuk kegiatan sehari-hari bisa terpenuhi.
Namun, seperti kita ketahui bahwa tahun ini wilayah Indonesia mengalami musim hujan sepanjang tahun, hal ini menyebabkan debit air di sumber Gedaren meningkat dengan demikian kebutuhan air masyarakat cukup terpenuhi sehingga tidak perlu membeli air bersih.
Kebiasaan lain masyarakat di sekitar sumber mata air Gedaren adalah penduduk biasanya mandi dan mencuci baju di sana. Pemerintah desa telah membangun sarana untuk masyarakat yaitu dengan membendung sumber mata air dan menyekat aliran air tempat mandi dan mencuci baju menjadi 2 yaitu untuk laki-laki dan perempuan.

2. Kualitas Air
Pada musim penghujan, kualitas air dari sumber mata air Gedaren menurun.
Hal ini ditandai dengan warna air yang awalnya jernih (pada musim kemarau) menjadi kuning keruh karena pengaruh resapan air hujan yang mengandung tanin pada kayu dan humus. Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat biasanya menampung air yang tersalur ke rumahnya untuk sementara agar zat yang terangkut air mengendap sehingga air menjadi jernih sehingga dapat digunakan. Masyarakat dan pemerintah desa tidak menggunakan bahan kimia untuk menjernihkan air.
Air di daerah GunungKidul banyak mengandung zat kapur yang dapat berdampak pada kesehatan terutama pada organ tubuh yaitu ginjal. Oleh karena itu khusus untuk air minum, masyarakat biasanya menyaring air rebusan menggunakan kain putih sebelum dimasukkan ke dalam termos. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir zat kapur yang terdapat dalam air minum dan mengendap pada alat penangas, sehingga air minum layak untuk dikonsumsi.

C. Peran Dalam Mengatasi Masalah Kualitas dan Kuantitas Air
Usaha yang saya lakukan untuk ikut serta dalam mengatasi masalah menganai kualitas dan kuantitas air diantaranya :
a. Ikut menjaga kelestarian lingkungan, memperluas jumlah serapan air dengan cara tidak menebang pohon di daerah serapan air
b. Mengurangi pencemaran air, yaitu dengan tidak mencuci pakaian di aliran sungai
c. Melakukan proses sedimentasi terhadap air yang keruh (mengandung humus) pada bak penampungan sebelum digunakan
d. Meminimalisir kadar zat kapur pada air minum dengan cara meminum air mineral (galon)
e. Menggunakan air seperlunya saja (tidak boros air)

Samhasari Desthi M (08303244007)

Keracunan Timbal

Posted by chemistlink

Racuni 200 Anak-anak, China Tutup Dua Pabrik Baterai



REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah setempat telah menutup dua pabrik baterai di provinsi Anhui Huaining usai uji laboratorium yang menemukan bahwa setidaknya 200 anak-anak setempat memiliki kandungan timbal yang tinggi. Sebanyak 24 anak-anak, dengan kisaran usia sembilan bulan hingga 16 tahun tahun, telah dirawat di rumah sakit di Cina timur karena keracunan timbal.

Demikian dilaporkan media setempat, yang merupakan kasus terbaru dalam serangkaian keracunan yang berhubungan dengan baterai penanda dalam beberapa tahun terakhir. Staf kantor berita Xinhua mengatakan, otoritas wilayah setempat telah menutup dua pabrik baterai di provinsi Anhui, kota Huaining, usai uji laboratorium yang menemukan setidaknya 200 anak memiliki kandungan timbal yang tinggi, dan 24 lainnya dirawat di rumah sakit.

Xinhua mengatakan, pabrik yang berlokasi tepat di seberang jalan dari rumah itu, meski aturan setempat mengatakan Pabrik baterai dilarang berada dalam radius 1600 kaki dari perumahan masyarakat. Namun tidak diketahui kapan pabrik tersebut akan beroperasi kembali, atau jenis baterai apa yang diproduksi pabrik tersebut.

Laporan tersebut juga tidak menjelaskan bagaimana anak-anak bisa terkena timbal tinggi tersebut. Apalagi pabrik baterai tersebut dapat mencemari emisi udara dan tanah.

China adalah produsen terbesar di dunia dan konsumen timbal, elemen kunci dalam baterai timbal-asam yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jumlah mobil dan sepeda listrik di negara ini. Mengambil kasus baru keracunan timah secara berkala di seluruh negeri, polusi tol juga mempengaruhi kesehatan di daerah pedesaan Cina.

"Anak saya sekarang sangat rewel dan gelisah. Ia banyak berteriak," dikutip Xinhua Huang Dazhai, ayah dari seorang anak 5 tahun. Ia ditemukan memiliki 330,9 mikrogram timbal per liter darah. Hanya dengan 100 mikrogram per liter sudah cukup untuk membangun kerusakan otak pada anak-anak.

Samhasari Desthi M (08303244007)

Panas Magma

Posted by chemistlink

Manfaat Panas Magma Bagi Ekosistem Bawah Laut



Peneliti menemukan bahwa magma dapat membantu kelangsungan hidup ekosistem laut. Sebab, magma dapat memompa sejumlah besar gas rumah kaca yang memerangkap panas di dalam lautan. Panas akan menghasilkan iklim yang berpeluang bagi ekosistem bawah laut sehingga potensial menjadi habitat spesies-spesies baru.

Pakar geofisika Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts, Daniel Lizarralde menjelaskan, beberapa spesies memiliki keunikan beradaptasi pada suhu. "Jadi ini bisa jadi merupakan jenis ekosistem berbeda," katanya.

Melalui foto dan data seismik dari basin (cekungan lembah sungai) Guayma di Teluk California, ditemukan magma panas mengaliri lumpur di dasar laut hingga 48 kilometer, pada kedua sisi retakan sepanjang 55 kilometer.

Analisis memberi gambaran sebagai berikut. Aliran magma mempertahankan suhu air laut dan mencegah pengerasan batu karang. Batu karang yang mencair (molten rock) ini kemudian menghangatkan lumpur dasar laut, serta melepaskan gas karbondioksida dan metana. Gas metana ini pula lah yang mendukung kelangsungan hidup kelompok bakteri dan lain-lain.

Kemungkinan ada cukup banyak tempat seperti cekungan Guayma di seluruh dunia, antara lain Laut China Selatan, Laut Filiphina, Laut Merah, Laut Aegea, dan Lau Basin di Kepulauan Tonga (sebelah Barat Daya Pasifik).

"Relatif secara keseluruhan, cekungan-cekungan itu mungkin meluas sampai ribuan mil dan melepaskan karbon ribuan kali lebih banyak dari yang kita temukan di Guayma," terang Lizarralde. (Live Science)

source: http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/173/panas-magma-bermanfaat-bagi-kehidupan-bawah-laut

Samhasari Desthi M (08303244007)

Global Warming

Posted by chemistlink

Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.



Penyebab global warming – Sejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?
Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.
Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).
Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.
Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.
Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.
Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 – yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.
Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).
Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 – 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb – 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.
Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global.
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat perbuatan manusia sendiri.

Samhasari Desthi M (08303244007)

Pupuk Ramah Lingkungan

Posted by chemistlink

Pupuk Guano
Mengingat semakin banyaknya dampak negatif terhadap lingkungan yang di timbulkan dari penerapan teknologi intensifikasi yang mengandalkan bahan kimia organik, maka penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan merupakan salah satu cara yang perlu dikembangkan. Dengan mengolah kotoran hewan menjadi pupuk organik, maka diperoleh nilai tambah dan manfaatnya semakin tinggi karena dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman dan lebih ramah lingkungan. Salah satu jenis pupuk organik adalah pupuk guano.
Pupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran kelelawar dan sudah mengendap lama didalam gua dan telah bercampur dengan tanah dan bakteri pengurai. Pupuk Guano ini mengandung nitrogen, fosfor dan potassium yang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan, merangsang akar serta kekuatan batang tanaman. Menurut penelitian dari Universitas Cornell di New York-Amerika mengenai kegunaan guano sebagai pupuk organik menyatakan bahwa kotoran kelelawar ( guano) memiliki kadar nitrogen yang besar, serta mengandung kadar unsur fosfat ( bahan utama penyusun pupuk di samping nitrogen dan potasium ) tertinggi dan kadar kalium yang besar pula.

(Gambar di samping adalah gambar gua Lawa di kec. Ponjong Kab.Gunungkidul, yang merupakan salah satu gua penghasil guano)

Pupuk guano mengandung semua unsur atau mineral mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Jika di bandingkan dengan pupuk kimia buatan, pupuk guano tidak mengandung zat pengisi. Pupuk guano tinggal lebih lama dalam jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan. Pupuk alami layak digunakan sebagai pengganti pupuk yang terbuat dari bahan kimia, karena lebih ramah lingkungan juga tidak mengandung efek lain yang ditimbulkan.

Pupuk guano ada dua jenis yaitu Granul Phosphate dan Fresh Bat Guano mampu menyediakan unsur hara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan pupuk alam. Pupuk Guano Granul Phosphate adalah pupuk yang terbuat dari kotoran kelelawar dengan bentuk butiran-butiran kecil berukuran 2-5 mm setelah melalui proses fermentasi, sedangkan Pupuk Fresh Bat Guano adalah pupuk alami yang berasal dari kotoran kelelawar asli yang dihaluskan sehingga berbentuk bubuk. Berikut adalah spesifikasi kandungan yang terdapat di pupuk guano:

FRESH BAT GUANO :
- Nitrogen Content +/- 5 %
- K2O min 1 % (dry basic)
-P2O5 Total min 1 % (dry basic)
-Powder mesh 60
- Kadar air +/- 8


GRANUL PHOSPHATE:
- P2O5 Total min 20%(dry basic)
- CaO min 20 % up (db)
- Kadar air +/- 5 %
- Size Granul 2-5 mm

Penggunaan pupuk guano pada lahan pertanian ini dapat membuat pertumbuhan buah-buahan,tanaman serta buah-buahan semakin berkembang . Pupuk guano alami dengan batuan guano fosfat tidak di tambah dengan ramuan kimia sehingga alami dan murni.

Samhasari Desthi M (08303244007)

Posted by chemistlink



TUGAS KIMIA LINGKUNGAN




 salahsatu air terjun dari beberapa air terjun yg adadi lembah harau,Kota Payakumbuh,
sumber : griwing-twitter.blogspot.com
Identifisikasi permasalahan penggunaan air untuk kepentingan rumah tangga di tempat tinggal anda.
Air merupakan sumber kehidupan seiap makhluk hidup. Sumberdaya air merupakan sumberdaya yang terbarui namun demikian kadang ketersediaannya tidak selalu sesuai dengan waktu, ruang, jumlah dan mutu yang dibutuhkan. Pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi telah meningkatkan kebutuhan air baik jumlahnya maupun kualitasnya. Sebagai contoh : Keperluan air di daerah perkotaan khususnya, semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi. Air khususnya di daerah perkotaan sekarang sudah merupakan komoditi yang “langka” dan relatif mahal.
Dalam hal ini, saya akan mengidentifikasikan penggunaan air di daerah asal saya, yaitu di kota Payakumbuh, Propinsi Sumatera Barat. Untuk kebutuhan air bersih dilayani oleh PDAM Kota Payakumbuh melalui 3 sumber mata air yaitu : Mata Air Batang Tabit dengan debit 80 liter/detik, Mata Air Sikamaruncing dengan debit 10 liter/ detik, dan Mata Air Sungai Daerah dengan debit 60 liter/detik. (http://203.77.237.21/einvest/homepage/1376/umum/0/srana.htm). Airnya yang segar dan sejuk selalu saya rindukan ketika saya berada jauh dari kota kelahiran saya.


iar kran.jpg
Permasalahan yang muncul adalah perluasan kota yang sangat cepat tidak dapat diimbangi oleh ketersediaan debit air yang memadai. Sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat perkotaan, bahwa mereka yang tinggal jauh dari pusat distribusi air PDAM hanya mendapatkan air baku di malam hari atau malah tidak sama sekali. Bahkan menyebabkan konflik antara warga karena penyaluran air yang tidak merata. Selain itu, pipa yang merupakan tempat penyaluran air banyak yang kurang memadai. Infrastrukur pembangunan penyaluran air yang tidak efisien dan tidak transparan. Sedangkan pada air kran yang bisa diminum langsung, kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga sarana air kran tersebut, seperti masih adanya kran yang rusak, kotor bahkan ada kran yang tidak bisa digunakan lagi.
Bagaimana kebiasaan lokal untuk mengatasi permasalahan tersebut

Pengolahan sumber daya air tidak dapat dilakukan secara partial dan sektoral serta sesaat, namun harus menyeluruh, terarah, transparan dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh unsur yang berkepentingan (stakeholders), melalui pendekatan waktu, ruang, jumlah dan mutu agar pemanfaatannya dapat optimal dan lestari. Demikian pula kebutuhan akan upaya konservasi yang terintegrasi dan berkelanjutan terhadap air beserta sumber-sumber air sebagai salah satu sumberdaya alam adalah suatu hal yang sangat mendesak dalam rangka mempertahankan kelestariannya agar tetap memenuhi waktu, ruang, jumlah dan mutu sesuai peruntukannya.
Untuk memenuhi keperluan masyarakat, sumberdaya air disamping perlu tersedia dalam kuantitas yang memadai, juga harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan untuk menjamin kesehatan masyarakat pemakai.Kualitas air disamping ditentukan oleh lingkungan alam darimana sumber air tersebut berasal, juga dipengaruhi oleh aktivitas pemanfaatan dan pencemaran yang dihasilkan oleh kegiatan masyarakat yang bersangkutan. Penyediaan sumberdaya air di perkotaan bukanlah hal yang mudah. Pengelolaan (manajemen sumberdaya air) yang baik memerlukan pemahaman yang detail mengenai karakteristik kebutuhan air tiap kota dan inventaris yang akurat mengenai sumberdaya air yang tersedia. Pengelolaan inipun haruslah berjalan konsisten dan tanggap terhadap masalah-masalah yang muncul untuk memperbaiki sistem ini sehingga menjadi lebih baik. Secara garis besar beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam manajemen sumberdaya air adalah :
1. Pengembangan budaya penggunaan air yang baik (water use); Komsumsi air yang berlebihan dan tidak proporsional akan semakin memperparah krisis air perkotaan yang telah dan akan terjadi.
2. Pemanfaatan sumberdaya air yang lebih maksimal, efektif dan terpadu untuk semua potensi sumberdaya air yang ada baik air hujan (rain water harvesting), air permukaan (city dam), airtanah (water supplementmaupun air laut (water purification).
3. Meningkatkan mutu pembangunan penyaluran air ke rumah warga secara merata.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kualitas air, sarana dan prasarana berupa       penyuluhan

Upaya-upaya apa yang anda lakukan untuk menjaga kualitas air tidak menurun

Mencegah dan menjaga memang labih baik daripada memperbaiki. Upaya yang saya lakukan adalah menyadari bahwa kualitas air itu sangat penting untuk dijaga. Air yang bersih dan higienis yang dikonsumsi tentu sangat baik untuk kesehatan.  Menyadari untuk menggunakan air secara efektif dan efisien. Misalnya tidak membiarkan air mengalir saat menyikat gigi di westafel, menggunakan shower ketika mandi karena air yang digunakan lebih hemat dan mengurangi air terbuang percuma dengan gayung mandi , menggunakan air seefisien mungkin ketika mencuci pirng dan pakaian,